Operasi Cantengan di KSH Pati

Hahaha. Postingan kali ini dimulai dengan ketawa dulu biar nggak stress. Sebenernya lebih ke ngetawain hidup sih, kok ya ada aja cobaanya. Ada aja cobaan yang belum dicobain. Bercanda ya. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan dan kekuatan kepada kita untuk menjalani hidup.

Amat sangat kuduga sih, ternyata cantengan ku berulang. Bukan berulang sih, tapi jempol kaki kanan yang gantian cantengan. Kalau dulu kan kiri. Awalnya aku kira ya gak akan lagi cantengan, karena jempol kaki kiri tidak pernah bermasalah. Akupun sudah meminimalisir memakai sepatu yang nggak pas di kaki, dan tidak lagi membeli sepatu online. Sekalipun aku membeli online adalah sandal yang bagian jempol kakinya terbuka, yang tidak ada hak nya juga. Jadi, sudah terbukti ya guys. Kalau cantengan itu selain karena penggunaan sepatu yang tidak cocok, pemotongan kuku yang tidak tepat, cantengan itu ya karena faktor keturunan.

Operasi cantengan di mana?

Akhirnya aku memutuskan untuk operasi cantengan (lagi) setelah 3 minggu aku lairan. Waktu itu aku takut banget operasi karena lagi hamil besar. Jadi mau tidak mau, aku harus bersabar menunggu 2 bulan lagi untuk bisa operasi. Kalau dulu aku operasi di RS Mitra Keluarga Kemayoran, kali ini aku operasi di RS Keluarga Sehat Pati. Alhamdulillah dokter bedahnya baik hati dan sabar sekali mendengarkan keluh kesah dan ketakutanku. Bintang lima deh buat dokter bedah di KSH Pati, dokter Yang Saskia Javis.

Dari cara beliau mendengarkan keluhan pasien tuh sudah menenangkan banget sih. Karena, penyakit ini kan tidak membahayakan nyawa. Tapi beliau tidak menepelekan dan menganggap remeh. Dokternya tuh nggak denail akan rasa sakit yang aku rasakan. Nggak yang cuma bilang "nggak sakit kok enggak sakit operasinya". Dokternya bilang "Iya sakit memang, tapi bismillah ya semoga nggak terlalu sakit" Terus pas di bius, alhamdulillah beneran nggak sesakit seperti operasi ku dulu di Jakarta. Kayaknya tehnik pembiusan nya bagus banget dokternya. Dan yang paling penting, dokternya mau mempertimbangkan tehnik operasi yang sama, yang pernah aku lakukan dulu di Jakarta.

Sepanjang operasi, santai sih. Dokternya ngajakin aku ngobrol tentang banyak hal. Jadi aku nggak terlalu merasa stress.

Berapa biaya nya?

Alhamdulillah nggak semahal dulu pas di Jakarta. Bayarnya sekitar 1,2 juta. Dulu pas operasi di Jakarta tahun 2019 itu bayarnya 4 juta wkwkwkwk. Makanya meskipun 1,2 juta aku masih merasa murah, dari pada dulu aku operasi di Jakarta yang menguras bonus tahunan ku. Yaa..intinya semoga selalu sehat dimanapun dan kapanpun. Kalaupun sakit, punya dana darurat yang bisa dipakai.

Kenapa nggak pakai BPJS ?

Well pertanyaan ini ditanya temen aku semuanya yang ngeliat jempol ku. Aku sudah mencoba menggunakan BPJS guys. Tapi penyakit cantengan atau ingrown toenail adalah penyakit yang dapat ditangani di tingkat fasilitas kesehatan pertama oleh dokter umum. Jadi aku tidak mendapatkan surat rujukan dokter umum untuk dibisa dirujuk ke dokter bedah.

Kenapa nggak operasi di dokter umum ?

Lagi-lagi ini menjadi pertanyaan juga ya. Aku sudah ke dokter umum di Klinik Pratama PMCU KSH Pati. Beliau menyarankan untuk mencabut kuku ku atau memotong sebagian kuku yang menusuk ke dalam daging (tidak memotong hingga akar). Sedangkan aku sudah pernah punya pengalaman operasi cantengan yang hanya memotong bagian yang menusuk hingga ke akar-akarnya, dan berhasil. Jadi aku mengurungkan niatku untuk di operasi beliau. Tapi aku akuin sih cara beliau menerangkan ke pasien bagus meskipun aku tidak sependapat. Alasanku nanti saja dok, saya takut lagi hamil soalnya. Heheheh. Sebenernya mah, gamau aja dicabut kukunya. Tumbuhnya full bisa 3 bulan lebih lhohh, dan ada kemungkinan utk cantengan lagi.